Kita bersyukur kepada Allah bahwa kita telah dikaruniai nikmat yang sangat banyak, di antara nikmat-nikmat itu adalah dijadikannya kita orang-orang yang saling menyayangi satu sama lain, dan kita menjadi orang-orang yang bersaudara. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali Imran : 103,
وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara.
Jelaslah bahwa persaudaraan atau persahabatan merupakan nikmat yang besar, yang harus disyukuri; hal ini karena permusuhan bukan hanya sesuatu yang tercela, tetapi juga dapat mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan yang merugikan semua pihak. Sedangkan persaudaraan akan membuat kita saling tolong menolong yang pada akhirnya akan membahagiakan kita semua.
Silaturrahim berarti menyambungkan kasih sayang (persaudaraan). Dengan bersilaturrahim akan menimbulkan perasaan akrab, saling mengerti, saling memahami, komunikasi yang baik akan memupus kecurigaan atau prasangka, saling memberi ilmu dan wawasan, bahkan tak jarang terjalin kerjasama atau networking. Silaturrahim yang dilakukan dengan tulus karena Allah semata, akan berdampak besar sekali untuk menghidupkan fitrah kasih sayang kita. Bentuk silaturrahim dapat berupa : saling mengunjungi, via telepon, via sms, via bbm, via facebook, dan lain-lain.
Kita sudah sangat memahami bahwa hakikat manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, tetapi manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dan adanya perbedaan madzhab, perbedaan partai, perbedaan suku, dan perbedaan-perbedaan yang lain, janganlah menjadi sebab renggangnya silaturrahim atau ukhuwah di antara kita. Karena Allah telah menciptakan perbedaan-perbedaan tersebut dan sekaligus memerintahkan kita untuk saling mengenal dan saling menyayangi. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat : 13,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Maka orang yang tidak mau menjalin silaturrahim hakikatnya telah melanggar syariat Agama, karena Allah jelas-jelas telah memerintahkan untuk menjaga dan memelihara silaturrahim atau persaudaraan ini. Perintah ini dapat dibaca dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ : 1,
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan (silaturrahim).
Oleh karena itu syariat Islam tidak hanya memerintahkan manusia untuk menjalin hubungan baik secara vertikal saja kepada Al-Khaliq, tetapi juga sekaligus memerintahkan manusia untuk menjalin hubungan baik secara horisontal dengan sesama manusia. Hal ini dapat kita baca dalam Al-Qur’an surat Ali Imran : 112,
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.
Semoga kita yang telah mendapatkan didikan Ramadhan ini, menjadi orang yang tidak hanya mampu beribadah kepada Allah atau hablum-minallah dengan baik, tetapi kita juga sekaligus suka menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia atau hablum-minannas. Itulah hakikatnya orang yang akan meraih keberhasilan dalam hidupnya. Amin.
No comments:
Post a Comment