Pengantar Blog


Semoga keberadaan Blog ini membawa manfaat, dan mendapat ridha Allah Ta'ala, amin.

Thursday, September 22, 2011

Memilih Wakil Rakyat atau Pemimpin Ibarat Memilih Istri

Bagi seorang Muslim,  hampir pasti telah mengetahui nasihat Nabi Muhammad B dalam memilih seorang Istri.  Ada empat hal yang biasanya digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih seorang Istri,  yaitu: harta atau kekayaannya,  martabat atau statusnya,  keindahan atau kecantikannya, dan agamanya.  Namun Nabi B menekankan agama yang menjadi prioritas dalam pertimbangan dalam memilih seorang Istri,  karena Istri yang taat dalam beragama merupakan asset yang abadi,  sementara ketiga hal yang lain semuanya akan musnah.  Sebagaimana sabda beliau: “Seorang perempuan dinikahi karena empat hal: karena hartanya, martabatnya, kecantikannya, dan agamanya.  Maka carilah wanita yang taat dalam beragama agar engkau beruntung.” (HR lima Imam).

Lalu apa kesamaannya antara memilih seorang Istri dan memilih seorang CALEG/ Pemimpin?  Seperti yang sudah kita maklumi bahwa seorang Istri yang baik adalah yang mampu menciptakan rasa nyaman dalam keluarga,  mampu menjadi pelipur lara di kala sedih,  mampu mendidik anak-anak,  mampu menjaga kehormatannya,  dan mampu menjaga seluruh harta kita.  Pendek kata, seorang Istri yang baik adalah manakala dia mampu menjaga seluruh asset kita dan mampu mengemban amanah sebagai seorang istri.  Demikian pula dengan seorang CALEG/ Pemimpin,  bahwa CALEG/ Pemimpin yang baik adalah apabila setelah dia kelak terpilih menjadi Legislator/ Pemimpin, dia mampu menjaga seluruh asset Negara dan mampu mengemban amanah sebagai seorang Legislator/ Pemimpin.
Apabila memilih CALEG/ Pemimpin karena hartanya,  misalnya karena dia telah membagi-bagi uang dalam kampanyenya,  karena telah melakukan money politics, karena serangan fajarnya,  maka besar kemungkinan apabila setelah dia kelak terpilih menjadi Legislator/ Pemimpin, dia akan berusaha untuk mendapatkan kembali uang yang telah dikeluarkannya selama kampanye dengan segala macam cara.  Dan menurut Mario Teguh dalam seminarnya,  dia mengatakan: “Apabila Anda diberi uang oleh seorang CALEG (CAGUP, CABUP, dll),  ambil uangnya,  tapi jangan pilih orangnya.”  Karena dia memberi uang hanya karena pamrih,  yaitu hanya saat akan PEMILU atau PILKADA agar dirinya dipilih.  Tidak ada sedikitpun rasa ketulusan atau rasa tolong-menolong.  Sangat berbeda dengan orang yang biasa membantu atau menyantuni masyarakat miskin,  baik di kala PEMILU atau tidak,  tanpa ada atribut apapun.
Apabila memilih CALEG karena martabat atau statusnya, misalnya karena jabatannya atau posisinya atau gelarnya,  atau karena bekennya, belum tentu atribut-atribut tersebut dapat membantunya dalam menjalankan amanah sebagai wakil rakyat,  boleh jadi malah mengelabui rakyat.  Bukankah tidak sedikit orang-orang yang menduduki posisi terhormat menjadi bidikan KPK karena kasus korupsi yang menimpanya?  Kita bisa menyaksikan sendiri apa yang sedang terjadi sekarang dengan wakil-wakil rakyat yang (katanya) terhormat.
Apabila memilih CALEG/ Pemimpin karena kecantikannya,  misalnya karena iklannya atau balihonya atau janji-janji kampanyenya,  belum tentu apa yang ditampilkan atau dijanjikan benar,  boleh jadi malah berkhianat atau menyeleweng.  Dapat dibayangkan berapa besar biaya untuk iklan di sebuah media televisi atau media cetak atau baliho di jalan-jalan protokol,  maka besar kemungkinan apabila setelah dia kelak terpilih menjadi Legislator/ Pemimpin, dia akan berusaha mendapatkan kembali uang yang telah di-investasikan dalam bentuk kampanye tersebut.
Apabila memilih CALEG/ Pemimpin karena agamanya, karena akhlaknya, karena dedikasinya, maka besar kemungkinan apabila setelah dia kelak terpilih menjadi Legislator,/ Pemimpin, dia akan dapat menjalankan tugas-tugasnya sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah J,  yaitu memiliki sifat-sifat: jujur (shidiq),  transparan (tabligh),  dipercaya (amanah) dan cakap (fathonah).
Sifat jujur merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wakil rakyat dan Pemimpin.  Karena hanya dengan kejujuranlah sebuah lembaga mulai dari yang kecil,  misalnya RT, RW, Kelurahan,  hingga yang besar, misalnya Lembaga DPR dan lembaga-lembaga lainnya,  dapat dikelola dengan baik dan benar.  Seorang CALEG/ Pemimpin yang baik agamanya,  pasti dia akan bersikap jujur.
Sifat transparan,  yaitu senantiasa menyampaikan amanat yang harus diperjuangkan merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang wakil rakyat atau Pemimpin.  Bukankah seorang wakil rakyat atau Pemimpin adalah mengemban amanat rakyat?  Seorang wakil rakyat atau Pemimpin berarti harus siap menjadi pelayan rakyat dan siap berlaku adil.  Dengan sifat inilah maka seorang wakil rakyat atau pemimpin akan dihormati dan disegani  rakyatnya,  sekaligus akan selalu mendapat bibingan Allah.
Dapat dipercaya atau sifat Amanah juga merupakan sifat yang harus dimiliki seorang wakil rakyat atau pemimpin.  Seseorang yang memiliki sifat amanah akan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap beban tugas yang dilimpahkan kepadanya.  Hilangnya sifat amanah dari para wakil rakyat atau pemimpin telah makin memperburuk kondisi negeri kita yang memang sudah buruk ini.  Maka, dengan sifat amanah,  seorang wakil rakyat atau pemimpin akan senantiasa tegar dan tabah dalam menghadapi setiap tantangan,  tidak gampang diperdaya oleh iming-iming gratifikasi dan korupsi.  Dengan wakil rakyat atau pemimpin yang amanahlah maka rakyat akan dapat merasakan manfaatnya sebagai rahmatan lil’aalamiin.
Seorang wakil rakyat atau pemimpin yang baik agamanya ditambah dengan cakap,  maka sempurnalah dia menjadi seorang wakil rakyat atau pemimpin,  sehingga akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang sangat kompleks, atau menjadi seorang Problem solver.  Karena seorang wakil rakyat atau pemimpin mestinya bisa membantu  memberikan solusi,  tidak hanya sekedar mimindahkan masalah dari satu tempat ke tempat lain,  dan mampu melakukan upaya-upaya prefentif guna mencegah timbulnya masalah-masalah baru.  Dia juga dapat mendorong agar mampu mengoptimalkan seluruh aparatnya,  sehingga mampu mewujudkan Good Governance.

No comments:

Post a Comment