Pengantar Blog


Semoga keberadaan Blog ini membawa manfaat, dan mendapat ridha Allah Ta'ala, amin.

Saturday, September 24, 2011

Hasil Didikan Ramadhan

Ramadhan yang baru saja kita lalui, telah memberikan nilai pembinaan yang sangat dalam.  Banyak sekali yang kita dapatkan dari pembinaan mental selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, satu di antaranya yang paling menonjol adalah mendidik dan melatih kejujuran.
Puasa Ramadhan telah menanamkan sifat kejujuran pada diri kita.  Bukankah puasa merupakan ibadah yang tak Nampak?  Artinya seseorang yang berpuasa, tidak ada orang yang tahu, kecuali dirinya dan Allah.  Karena bisa saja seseorang nampaknya makan sahur bersama keluarganya dan berbuka puasa di waktu maghrib,  tetapi ketika di siang hari dia diam-diam makan atau minum, maka tidak ada yang tahu.  Yang tahu hanya dirinya dan Allah.  Namun orang yang benar-benar berpuasa tentu tidak akan melakukan hal itu, karena dia yakin meskipun tidak ada yang tahu, pasti Allah mengetahui dengan sejelas-jelasnya.
Allah Ta’ala telah menegaskan dalam Al-Qur’an S. Al-Mujadilah: 7,
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidakkah engkau perhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi?  Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya.  Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya.  Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di manapun mereka berada.  Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Sifat jujur harus dimiliki oleh setiap muslim, terutama sekali para pemimpin.  Karena hanya dengan kejujuranlah sebuah lembaga mulai dari yang kecil hingga yang besar dapat dikelola dengan baik dan benar.  Allah berfirman dalam Al-Qur’an S. An-Nisa’:9
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”

Hal ini juga ditegaskan dalam Al-Quran S. Al-Ahzab: 70
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Dengan penegasan berulang tersebut menandakan betapa pentingnya kejujuran tersebut.  Bahkan Rasulullah J menyatakan bahwa kunci sukses,  terutama sukses di akhirat adalah sifat jujur.
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ, فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ, وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ,
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ, فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ, وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ
“Hendaklah kalian bersikap Jujur.  Sesungguhnya jujur itu akan menuntun kepada kebajikan,  sementara kebajikan akan menuntun ke surga.   Hindarilah sikap Dusta.  Sesungguhnya dusta  itu akan menuntun kepada kedurhakaan,  sementara kedurhakaan akan menuntun ke neraka.“  (Muttafaq alaih).
Alhamdulillah kita telah dilatih sifat jujur ini selama sebulan penuh di bulan Ramadhan,  di mana saat ini jujur ini sudah merupakan sesuatu yang sangat langka, khususnya di negara Indonesia yang kita cintai ini, sulit menemukan sosok yang jujur,  ibarat mencari sebuah jarum di tumpukan jerami.  Korupsi telah merajalela di seluruh lini.  Dengan entengnya para koruptor memakan harta dengan cara super batil, tidak sekedar batil.
Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an S. Al-Baqarah: 188, yang merupakan ayat penutup terhadap ayat-ayat tentang puasa, yaitu:
وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu memakan harta di antara kamu dengan jalan yang batil,  dan (janganlah)  kamu menyuap dengan  harta itu kepada hakim,  dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa,  padahal kamu mengetahui.“
Carut marut negeri ini tidak lain karena sifat jujur ini sudah tidak lagi dimiliki oleh para Pemimpin, para Wakil Rakyat dan para Penegak Hukum kita. Orang yang ingin jujur justru dikucilkan dari lingkungannya.  Dan tidak ada lagi kepastian hukum, karena hukum bisa diputarbalikkan sesuai dengan selera para Penguasa ataupun orang-orang berduit.
Kita tidak cukup hanya prihatin dengan situasi seperti ini, tetapi kita juga perlu bertobat karena kita telah memilih orang-orang yang korup tersebut.  Dan mestinya dalam memilih  pemimpin atau wakil rakyat,  kita memilihnya berdasarkan agama/ moral/ akhlak, bukan berdasakan popularitas atau bahkan money politics.
Semoga masih ada Pemimpin, Wakil Rakyat dan Penegak Hukum yang memegang teguh sikap kejujuran dalam menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan kepadanya.

No comments:

Post a Comment