PERSIAPAN IBADAH HAJI/ UMRAH
1.
Perdalam Ilmu (Agama)
Apabila Allâh hendak memberikan kebaikan kepada seseorang, Dia akan memberi orang yang dikehendaki-Nya itu pemahaman terhadap agamanya (Pemahaman terhadap Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad). Karena bila seseorang memahami ajaran agamanya, dia akan beramal, dan melakukan amalan itu dengan baik dan benar.
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا, يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memberikan pemahaman agama kepadanya.“
Dengan ilmu maka seseorang akan dapat mengetahui apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan apa-apa yang tidak diperintahkan, karena segala yang terkait dengan ubudiyah, hakikatnya harus ada perintah atau contoh dari Rasulullah.
Allah juga telah melarang kita beramal yang hanya ikut-ikutan, tanpa didasari dengan ilmu.
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai ilmu tentang hal tersebut, Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya.“ (Al-Qur’an S. Al-Isra’: 36)
2.
Perbaiki dan
Sempurnakan Shalat
Sebelum seseorang memperbaiki amal-amal yang lain, perbaiki dulu amalan sholatnya. Karena sholat merupakan ibadah wajib yang
paling penting di antara ibadah-ibadah
yang diwajibkan kepada Umat Islam,
termasuk ibadah haji. Dan
sholatlah amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah, yang merupakan garis
pemisah antara Kufur dan Islam.
Sehingga Rasulullah secara tegas menyatakan :
مَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ مُتَعَمِّدًا
فَقَدْ كَفَرَ جِهَارًا
“Barangsiapa
meninggalkan sholat dengan sengaja, maka
sesungguhnya dia telah kafir yang nyata.”
3. Luruskan Niat, hanya karena Allah
Luruskan niat setiap kali kita beramal, yang hanya ikhlas karena Allah, karena setiap amal akan dinilai dari niatnya, sebagaimana hadits dari Umar bin Khatab, bahwa telah mendengar Rasulullah bersabda:
Luruskan niat setiap kali kita beramal, yang hanya ikhlas karena Allah, karena setiap amal akan dinilai dari niatnya, sebagaimana hadits dari Umar bin Khatab, bahwa telah mendengar Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَّا نَوَى
“Sesungguhnya amalan-amalan itu dengan
Niat, dan bagi tiap orang mendapatkan
sesuai dengan apa yang diniatkan.”
4. Persiapkan Bekal, sebaik-baik bekal adalah Taqwa
Perjalanan ibadah haji/ umrah merupakan perjalanan yang panjang dan lama, karenanya harus dipersiapkan bekal yang mencukupi, namun di antara semua bekal, bekal yang paling utama adalah bekal Taqwa, yang merupakan sebaik-baik bekal. Al-Qur’an S. Al-Baqarah : 197 menyatakan :
Perjalanan ibadah haji/ umrah merupakan perjalanan yang panjang dan lama, karenanya harus dipersiapkan bekal yang mencukupi, namun di antara semua bekal, bekal yang paling utama adalah bekal Taqwa, yang merupakan sebaik-baik bekal. Al-Qur’an S. Al-Baqarah : 197 menyatakan :
وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
“Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah Taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.”
5. Hasil Ibadah Haji/
Umrah
Ibadah haji yang dilakukan secara baik akan berbuah dengan kembalinya orang yang berhaji kepada fithrah, yaitu terlahir kembali tanpa dosa. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:
Ibadah haji yang dilakukan secara baik akan berbuah dengan kembalinya orang yang berhaji kepada fithrah, yaitu terlahir kembali tanpa dosa. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ حَجَّ
لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barangsiapa berhaji karena Allah, dengan tidak
berbuat/ berkata kotor/ cabul dan tidak berbuat fasik, pastilah dia kembali sebagai anak yang baru
dilahirkan ibunya.“ (HR Bukhari).
Jamaah haji yang menghindari semua perbuatan maksiat,
menyegerakan bertobat, dan hanya menginginkan mendapatkan apa yang ada di sisi
Allah, maka insya Allah dia telah
mendapatkan haji mabrur. Dan haji mabrur
balasannya tidak lain adalah surga.
Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah,
bersabda Nabi :
اَلْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ
“Umrah yang satu ke
umrah berikutnya akan menghapus dosa-dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur itu balasannya tidak
lain adalah surga.“ (Muttafaq alaih).
No comments:
Post a Comment